What Happened in January 2022

Hari ini hari terakhir di bulan Januari 2022, menurutku bulan Januari berlalu begitu cepat. Aku sibuk dengan laporan pencapaian kinerja 2021 dan mulai menyusun rencana kerja 2022. Selain itu, aku kena covid lagi di akhir Januari ini 😧😥 Hari ini hari ke-6 aku isolasi mandiri. Soal reinfeksi covid, insya Allah akan aku bahas di post terpisah ya.

Untuk kelas Bahasa Korea, aku lulus dong, naik tingkat ke level 3. Jika dibandingkan dengan nilai di semester 1 yang berwarna (ada nilai merah), aku cukup puas dengan nilaiku di semester 2 karena tidak ada nilai merah dan rata-ratanya cukup memuaskan, alhamdulillah. Saat ini kelas Bahasa Koreaku masih libur, mungkin baru akan mulai di bulan Februari atau Maret.



Di bulan ini, aku mulai melakukan pertemuan tatap muka dengan teman-teman karena selama kurang lebih 2 tahun hanya berkomunikasi melalui media sosial dan whatsapp. Aku mulai ikut Sunday Karma Yoga di Fx lagi. Entah mengapa olahraga virtual itu menurutku rasanya beda dengan olahraga tatap muka langsung, energinya lebih berasa yang tatap muka.

Aku ketemu sama Anggi, setelah selama 5 tahun tidak bertemu. Anggi ini teman kantorku dulu di Karawaci. Setelah resign, Anggi balik kampung ke Surabaya dan aku tetap di Jakarta, ya iya lah rumahku kan di Jakarta ya 😁😁 Nah bulan ini Anggi ada konferensi di daerah Pecenongan dan sebelum acara itu, dia ngajakin aku lunch bareng dan mencari senja di PIK. Ternyata PIK di sore hari sangat menyenangkan sekali, kami menyewa motor elektrik kemudian muter-muter sekitar PIK sambil foto-foto tentu saja.

Kemudian, aku ngopi bareng mba Pri di Central Park, duh Central Park ini mall kesukaan aku banget deh. Seru juga catch up gosip dan ngobrol seharian sama mba Pri. Selain ngopi, kita juga beli beberapa baju kantor karena semenjak pandemi, berat badan kita bertambah 😂

Di akhir Januari ini, aku konseling dengan psikiaterku, dr. Leo A. Gunawan. Beliau praktik di RS Puri Indah Pondok Indah dan RS Siloam Karawaci. Konselingku kali ini terkait dengan reinfeksi covid. Jadi di kasus covid kali ini, aku tidak bisa tidur. Rasa ngantuk muncul, akan tetapi saat dibawa ke alam tidur itu susah. Orang lain akan melihat aku tidur karena mataku tertutup tapi pikiranku jalan entah kemana. Kalau ditanya "kamu ingat apa yang kamu pikirkan selama tidur?" Jujur aku tidak ingat apa-apa.

Aku hanya tahu badanku ngantuk karena tidurku tidak cukup dan kurang berkualitas. Tidur siang pun sama ya, ada rasa ngantuk tapi tidak bisa tidur. Diagnosa dokter, aku terkena covidsomnia, gangguan sulit tidur akibat covid. Semoga setelah terapi obat, pikiranku jadi lebih tenang dan aku bisa tidur nyenyak.

Comments

  1. Naah gejala paska COVID ini memang macem2 ya mbaaa . Aku sendiri duluuu pas kena lebih ke napas masih pendek. Jadi pas olahraga berasa banget ngos2an. Pdhl sebelumnya kuat2 aja.

    Jadi tau kalo ada covidsomnia.. kalo gejala ngantuk gini aku Alamin pas abis vaksin. Itu parah tidurnya, dan pas selesai booster ketiga kemarin tuh. Ngantuk dan ngilu sendi. Gitu kali Yaa kalo kena omicron...

    Sehat2 ya mba, semoga dijauhkan dari virus2 ini kita.. kalopun harus kena, berharapnya ga parah2 amat 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak Fanny, gejala COVID macam-macam dan sembuhnya juga tergantung imun masing-masing. Aamiin, semoga ka Fanny dan keluarga sehat dan bahagia selalu :)

      Delete

Post a Comment

Popular Posts