Kenangan Imlek

 


Aku berasal dari keluarga multi ras, China, Makasar, dan Jawa. Papaku keturunan China daratan, Ama (panggilan untuk nenek) melakukan imigrasi ke Indonesia dan menikah dengan Engkong yang berasal dari Makasar. Mayoritas keluarga besar Papa tinggal di Surabaya dan aku pun sempat merasakan beberapa tahun tinggal di Surabaya. Biasanya, malam Imlek dirayakan dengan makan malam bersama dan di hari Imlek, kami berkumpul di rumah Empek (panggilan untuk Om) dan tidak lupa berbagi angpau :) Setelah nenek dan kakek dari pihak Papa meninggal dan aku pindah ke Jakarta, kami sudah jarang mengadakan makan bersama di malam Imlek. Di Jakarta hanya ada keluargaku dan Empek Mahmud, keluarga Papa lainnya masih tinggal di Surabaya.

Bagiku Imlek identik dengan masakan buatan Aem (panggilan untuk tante) dan telepon dari Papi (adik ipar mama yang kebetulan keturunan China). Sampai saat ini setiap malam Imlek, Aem selalu membuat hidangan Imlek berupa mie goreng dan rendang ayam, lalu makanan tersebut beserta kue keranjang diantar ke rumahku. Aku dan adikku selalu menunggu kiriman ini, bahkan kami suka rebutan untuk menghabiskan si mie.

Di hari Imlek biasanya Papi akan menelepon dan mendoakan kami sekeluarga. Doa Papi untuk kami selalu sama setiap tahun yaitu semoga kami sehat, bahagia, dan doa tambahan saat kami sudah dewasa yaitu mendapatkan pasangan yang baik dan lengket seperti kue keranjang :)

Terima kasih untuk kasih sayang dan perhatiannya Aem dan Papi. Semoga kalian selalu sehat dan tahun depan kita masih diberi kesempatan untuk merayakan Imlek bersama.


 

Comments

Popular Posts